Scroll untuk baca berita
PeristiwaHukum

Prajurit Tewas Diduga Dianiaya di Dalam Satuan: Keluarga Tuntut Keadilan dan Transparansi TNI

×

Prajurit Tewas Diduga Dianiaya di Dalam Satuan: Keluarga Tuntut Keadilan dan Transparansi TNI

Sebarkan artikel ini
prajurit tewas diduga dianiaya
Prajurit Tewas Diduga Dianiaya di Dalam Satuan: Keluarga Tuntut Keadilan dan Transparansi TNI (Ist)

Makassar — Duka mendalam menyelimuti keluarga besar TNI setelah seorang prajurit tewas diduga dianiaya di dalam satuan. Korban bernama Prada Herul Muhammad Nail, anggota aktif Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 4/AAY (Yonarhanud 4/AAY) di bawah Korem 141/Toddopuli, Kodam XIV/Hasanuddin.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Sabtu, 11 Oktober 2025, dan diduga melibatkan oknum personel dari Baterai C satuan yang sama.

Laporan resmi disampaikan oleh ayah korban, Parman (52), kepada Polisi Militer Kodam XIV/Hasanuddin, Makassar, pada Minggu dini hari (12/10/2025), melalui Surat Tanda Terima Laporan Nomor STLL/22/X/2025/Lidpamfik. Saat ini, penyidik Lidpamfik telah melakukan penyelidikan awal dengan memeriksa saksi-saksi, mengumpulkan barang bukti, serta berkoordinasi dengan unsur satuan terkait.

Dugaan Kekerasan dan Kejanggalan di Rumah Sakit

Sepupu korban, Fahmi Indrawan, menyebut banyak kejanggalan sejak Prada Herul dibawa ke RS Syech Yusuf, Gowa.

“Dokter mengatakan dia meninggal sekitar pukul 16.50 Wita. Ada selang waktu yang tidak jelas antara kejadian dan kematian,” ujarnya.

Menurut Fahmi, keluarga menerima informasi secara tidak langsung.

“Yang memberi kabar justru tetangga asrama, bukan dari pihak kesatuan. Tidak ada satu pun perwira yang menghubungi keluarga kami,” tambahnya.

Kondisi jenazah juga menimbulkan tanda tanya besar. “Waktu kami melihat tubuhnya, sudah kaku dan penuh memar di punggung serta luka di kaki. Itu bukan luka biasa,” tegas Fahmi. Dugaan ini memperkuat alasan keluarga meminta otopsi resmi guna memastikan penyebab kematian Prada Herul.

Keluarga Tuntut Keadilan dan Transparansi

Parman, ayah korban, dengan suara bergetar menyampaikan kekecewaan mendalam.

“Anak saya berangkat untuk mengabdi, bukan untuk mati karena kekerasan sesama prajurit. Kami ingin pelaku diproses secara adil,” ujarnya.

Keluarga besar korban menegaskan tidak ingin kasus ini berhenti di meja internal militer. Mereka mendesak agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan akuntabel agar kepercayaan publik terhadap institusi TNI tetap terjaga.

Pihak Kodam XIV/Hasanuddin telah menyatakan komitmennya untuk menegakkan hukum secara profesional dan tidak mentolerir segala bentuk kekerasan di lingkungan TNI.

Sementara jenazah Prada Herul telah diautopsi dibawa ke fasilitas kesehatan militer sebelum diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan dengan upacara militer.

Kematian tragis prajurit tewas diduga dianiaya ini menambah panjang daftar kasus kekerasan internal di tubuh militer yang kini mendapat sorotan publik luas. Masyarakat menantikan langkah tegas Pangdam XIV/Hasanuddin dan Komandan Yonarhanud 4/AAY dalam mengungkap kebenaran serta memastikan keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *