Ilustrasi |
Kendari, DOMAINRAKYAT.com – Prof B, oknum dosen Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga telah melakukan pelecehan terhadap mahasiswinya sindiri yang berinisial RN.
Kasus pelecehan yang melibatkan seorang dosen yang sudah bergelar profesor itu diungkapkan oleh paman RN, yakni M (29) pada Rabu (19/07/2022).
M mendampingi ponakannya melaporkan dugaan pelecehan itu ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resort Kota (PPA Satreskrim Polresta) Kendari.
Laporan tersebut disampaikan ke PPA Satreskrim Polresta Kendari pada Senin (18/07/2022) petang dengan nomor pengaduan B/789/VII/2022/Reskrim tertanggal 18 Juli 2022.
Kasus dugaan pelecehan seksual tersebut kini sudah ditangani kepolisian. Korban sudah dimintai keterangan pada Rabu siang. Sedangkan, oknum dosen UHO berinisial Prof B yang diduga menjadi pelaku bakal menyusul dipanggil penyidik Polresta Kendari.
Menurut keterangan M, korban mengalami pelecehan sebanyak dua kali. “Sudah dua kali alami hal yang sama (pelecehan),” katanya.
Peristiwa tersebut terjadi di kediaman pelaku di Perumahan Dosen atau Perdos UHO, Kelurahan Kambu, Kota Kendari.
M mengungkapkan kronologi pelecehan pertama yang dialami ponakannya tersebut terjadi pada Minggu (17/07/2022) petang.
Pelecehan dilakukan dengan modus meminta korban untuk menyerahkan tugas rekapitulasi nilai. “Dari hari Sabtu itu sebenarnya disuruh datang ke rumah dosennya untuk bawa nilai-nilai. Tapi dia beralasan tidak bisa karena lagi ada acara keluarga di Morosi, alasannya seperti itu,” katanya.
Korban kemudian datang ke rumah Prof B membawa tugas yang diminta, pada hari Minggu.
“Jadi pada saat hari Minggu itu ketika jam 3 sore dia ke rumahnya itu pak dosennya bawa rekapan nilai,” jelas M.
Ketika mendatangi rumah Prof B, korban datang ditemani salah seorang rekannya berinisial F.
Saat berada di dalam rumah, terduga pelaku kemudian menyuruh F untuk membeli nasi goreng di depan kampus UHO.
“Temannya satu orang laki-laki dan dosennya kasih uang katanya pergi beli nasi goreng di depan kampus. Jadi pergilah dia dan di dalam rumah itu tinggal kemenakanku dengan dosennya itu,” ujarnya.
Setelah F sudah meninggalkan rumah, kata M, Prof B pun memulai aksinya.
“Di situ sudah mulai pelecehan, dosennya sempat bilang saya kasihan dengan kamu nak soalnya kamu anak yatim piatu bapak mamamu sudah meninggal,” katanya.
Saat itu, suasananya sudah mulai terharu namun korban merasa aneh dengan gerak gerik terduga pelaku dan buru-buru izin Pamit.
“Tapi anehnya keponakanku tiba-tiba mau pamit, tapi kemudian dia dipeluk oleh dosennya itu kemudian dicium jidatnya pipi kiri dan kanannya,” jelasnya.
Kejadian tersebut lantas membuat korban ketakutan.
“Dia sudah mulai takut. Sudah mulai takut tapi dia masih berpikiran positif karena dia anggap dosennya itu orang tua,” ujarnya.
Usai melakukan pelecehan tersebut, sang dosen kemudian pamit mau meninggalkan kediamannya.
“Setelah itu dosen itu pamit katanya mau pamit karena mau cari penjahit yang jelas dia mau keluar dulu. Jadi korban kayanya akan ditinggal sendiri,” katanya.
Tak lama berselang rekan korban pun datang dari membeli nasi goreng suruhan dosennya itu.
“Datanglah temannya itu yang disuruh beli nasi goreng dan disuruh makan tapi dia bilang janganmi,” jelasnya.
“Disitu ponakan saya cuci muka dulu karena habis menangis dan dia takut. Dia tidak mau ditahu sama temannya namanya malu,” ujarnya.
Meski diminta makan nasi goreng tersebut, korban meminta untuk segera pulang.
Dia beralasan waktu sudah sore dan khawatir angkutan kota (angkot) yang digunakan untuk pulang sudah tidak ada.
“Dia disuruh makan sama temannya itu, katanya makan dulu. Tapi korban bilang janganmi karena sudah sore nanti tidak ada angkot,” kata M mengutip pengakuan korban.
Setelah kejadian dugaan pelecehan pertama itu, oknum dosen UHO Kendari berinisial Prof B kemudian kembali meminta korban untuk datang ke rumahnya pada Senin (18/07/2022).
Mirip dengan kejadian pertama, modus kali ini meminta korban membawa hasil perbaikan rekapitulasi nilai mahasiswa.
“Lalu pada hari Senin disuruh lagi datang ke rumahnya itu dosen tapi dosennya bilang Anda jangan bawa teman,” kata M.
“Sendirian saja, alasannya nanti penilaian saya diketahui oleh mahasiswa lain. Jadi begitu, korban disuruh rekap perbaikan rekapitulasi itu nilai-nilai,” jelasnya menambahkan.
Takut dengan dosennya tersebut, korban kemudian berangkat dari kediamannya ke rumah Prof B sekitar pukul 09.00 wita.
“Tapi keponakanku sudah mulai kaku karena habis mendapatkan perlakuan begitu. Dia teleponlah temannya kalau bisa ditemani. Temannya oke tapi dia tidak tahu rumah dosen itu,” ujarnya.
Korban kemudian janjian ketemu dengan temannya itu disekitar kawasan rumah terduga pelaku.
Sesuai rencana, korban akhirnya bertemu rekannya disekitar rumah terduga pelaku.
Selanjutnya, mereka berdua masuk ke rumah Prof B.
Mahasiswi RN masuk ke dalam rumah, sedangkan rekannya tersebut menunggu di teras.
“Jadi pas turun dari mobil kebetulan ketemu temannya dan masuklah mereka. Tapi temannya itu tinggal di teras, keponakan saya inilah yang masuk,” jelasnya.
Korban kemudian duduk di dalam rumah tersebut.
Sebelum kejadian pelecehan, kata M, pelaku sempat memberikan kode mata kepada korban.
Dia lantas menanyakan kenapa dia datang bersama temannya.
“Duduklah dia di kursi terus dia kode mata dan bicara lembut bertanya kenapa Anda bawa teman?,” ujar M.
Kala itu, korban beralasan kebetulan ketemu temannya itu disekitar kompleks perumahan dosen tersebut.
“Setelah dia (dosen) kasih nilai bincang-bincanglah mereka sedikit kemudian keponakanku mau pamit.
Laiknya berpamitan dengan orang tua, korban kemudian mencium tangan dosennya itu.
“Kemudian dia berhadapan mau pamit, bagaimana kah biasa kalau mau pamit dengan orangtua cium tangan,” jelasnya.
Namun, pelaku justru membalasnya dengan pelecehan.
Sang dosen tetiba membuka masker yang dikenakan korban kemudian mencium bibirnya.
“Nah terus tiba-tiba keponakannku secara spontan dia kaget karena dosen buka maskernya. Kemudian dia is** bibirnya sampai dia bungkam mulutnya keponakanku,” ujarnya.
Mendapat perlakuan tak senonoh itu, korban kemudian mendorong bahu sang dosen yang sudah berusia paruh baya itu.
Selanjutnya, korban bergegas keluar rumah untuk kemudian pulang ke rumahnya.
“Langsung dia dorong bahunya dan dia lari keluar rumah karena dibuka maskernya. Kurang ajar itu perbuatan dosennya,” kesal paman korban.
Kejadian pelecehan itu diketahui M saat tengah duduk di ruang tengah rumahnya. Ia tidak sengaja mendengar korban berbicara melalui telepon sembari menangis di dalam kamarnya.
Penasaran dengan hal itu, M kemudian meminta istrinya untuk menanyai penyebab korban menangis.
“Kenapa ini anak? Saya suruh istriku tanya ke anak itu kenapa, tapi istriku belum keluar (kamar korban) saya juga masuk,” katanya.
Awalnya korban enggan menceritakan kejadian yang sebenarnya bahkan berusaha menutupinya.
“Saya tanyakan kenapa menangis dan paksa mengaku,” jelasnya.
“Tapi kan awalnya dia takut, saya bilang kenapa mau takut dan akhirnya dia mengaku. Ributmi di rumah dan saya langsung ajak pergi melapor ke Polres (Polresta Kendari),” ujar M.
Tapi korban bersikukuh sembari menangis untuk tidak melaporkan kejadian yang dialaminya.
“Dia menangis dan tidak mau. Katanya dia takut dikasih keluar, takut dapat nilai eror kan. Tapi saya yakinkan kalau janganmi takut. Kau ini benar, lalu saya bawami ke polres melapor,” katanya.
Pada Senin (18/07/2022) sekitar pukul 16.00 wita atau beberapa saat setelah mendapatkan pelecehan kedua, korban didampingi keluarganya pun melaporkan kejadian itu ke Polresta Kendari.
Laporan korban diterima Unit PPA Satreskrim dengan nomor pengaduan B/789/VII/2022/Reskrim tertanggal 18 Juli 2022.
Dalam penanganan dugaan kasus pelecehan itu, korban juga sudah dimintai keterangan di Mapolresta Kendari pada Rabu (20/07/2022).
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Kendari, AKP Fitrayadi, mengatakan, pihaknya selanjutnya menjadwalkan pemanggilan Prof B.
“Teradu akan kami panggil dalam beberapa hari ke depan. Segera kami surati,” jelas Fitrayadi.
Ikuti berita Domainrakyat.com melalui Google News, klik di sini