Murung Raya, Domain Rakyat – Lalu lintas transportasi air di Sungai Barito kembali menjadi sorotan. Kapal barang, tongkang batu bara, hingga perahu penumpang kerap saling berebut jalur tanpa pengaturan yang jelas. Kondisi ini dinilai sebagai bukti lemahnya peran Dinas Perhubungan Kalimantan Tengah dalam mengelola transportasi sungai.
Sejumlah warga dan pelaku transportasi air mengaku resah. Selain membahayakan keselamatan, lalu lintas yang semrawut membuat waktu tempuh semakin lama dan biaya operasional membengkak. “Kadang kita sudah di tengah sungai, tiba-tiba tongkang batu bara nyelonong. Tidak ada pengawasan berarti,” ujar Rahman, seorang motoris taksi air Puruk Cahu–Muara Teweh, Kamis (14/8).
Pantauan Domain Rakyat.com di lapangan menemukan minimnya keberadaan rambu- rambu lalu lintas air di beberapa titik rawan. Padahal, arus kapal di Sungai Barito meningkat pesat dalam lima tahun terakhir, terutama karena aktivitas pengangkutan komoditas tambang.
Pengamat transportasi Kalimantan Tengah yang juga pemerhati sosial, Dedi Santoso, menyebut kondisi ini mengindikasikan kegagalan Dishub Kalteng dalam menjalankan fungsi pengawasan. “Regulasi ada, tapi implementasinya nol besar. Jika dibiarkan, kecelakaan di sungai tinggal menunggu waktu,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dishub Kalteng belum memberikan tanggapan resmi meski terhadap carut marut nya lalu lintas air di sungai barito.
Domain Rakyat.com akan terus memantau perkembangan masalah ini dan menuntut pihak berwenang segera mengambil langkah tegas demi keselamatan dan kelancaran transportasi air di Sungai Barito.