Domainrakyat.com — Penceramah Gus Miftah dikecam sejumlah pihak lantaran tanggapannya mengenai larangan rendang babi yang kini viral, dianggap mendukung rendang babi.
Gus Miftah pernah mengeluarkan sebuah pertanyaan mengenai polemic rendang babi tersebut, “Apakah rendang memiliki agama?” ujarnya.
Pertanyaan itu pun membuat warganet geram. Gus Miftah disebut membuat suasana makin memanas.
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Baqarah ayat 168, wahai para manusia makanlah makanan yang halal dan baik yang ada di muka bumi,” ujar Gus Miftah.
“Kewajiban makan makanan yang halal itu untuk orang Islam ya, orang non Islam ya terserah mau makan apa. Termasuk mau dimasak dengan bumbu apa, dengan cara apa, ya selera mereka,” sambungnya.
Lebih lanjut, Gus Miftah juga mengucapkan terima kasih kepada penjual makanan yang memberikan label nonhalal. Menurutnya, jika melihat penjual makanan menjual babi tidak usah emosi dan cukup tidak membelinya.
“Sehingga ketika melihat makanan nonhalal yang kita lakukan jangan emosi, cukup ga usah dibeli, selesai. Ngomong-ngomong sejak kapan ya rendang punya agama,” tanya Gus Miftah.
Pernyataan Gus Miftah tidak hanya menjadi sorotan warganet. Pendakwah Ustadz Adi Hidayat pun angkat bicara mengenai hal tersebut pada salah satu ceramahnya, “Ada pertanyaan ‘sejak kapan rendang itu punya agama?’,” ujarnya dikutip dari kanal YouTube HENDRI OFFICIAL yang diunggah pada Minggu (19/6/2022).
Ustaz Adi Hidayat melanjutkan, “Maka dijawab, apa jawabannya? Sejak batik, calung, angklung, punya kewarganegaraan. Paham jawabannya?”
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan perumpamaan pertanyaan ‘sejak kapan rendang punya agama’ dengan batik, calung, dan lain-lain.
“Kalau batik diklaim sama Malaysia mau tidak? Tidak. Orang Indonesia akan mengatakan batik itu budaya Indonesia, sudah melekat. Calung, angklung, itu budaya Indonesia. Melekat ke-Indonesiaannya karena itu tidak ingin diklaim oleh negara-negara lain,” ungkapnya.
“Pertanyaannya, sejak kapan batik punya kewarganegaraan? Kan sama saja (pertanyaannya). Artinya, itu pertanyaan yang tidak berfaedah. Kenapa? Karena itu memang sudah menjadi bagian dari budaya yang melekat,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
Menurutnya, jika sesuatu sudah melekat, maka akan jadi hukum di masyarakat sehingga akan dinilai menyimpang kalau berbeda dari suatu hal itu.
“Kalau sudah melekat, sudah baik dikenal dengan itu, maka jadi hukum. Kalau sudah jadi hukum, maka dikenal oleh masyarakat. Kalau berbeda dengan itu, rasanya nanti ada sesuatu yang nyeleneh, menyimpang,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ustaz Adi menegaskan kalau budaya Minang sudah melekat dengan syara dan kitab Allah.
Ia mengatakan, “Rendang itu produk masyarakat Minang. Budaya di Minang, falsafahnya berbunyi ‘adat bersanding syara, syara bersanding kitabullah’ karena itu setiap yang keluar dari Minang melekat dengan syariat walaupun produk makanan.”
Ustaz Adi pun meminta untuk tidak mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas sehingga dapat menimbulkan kegaduhan.
“Jadi jangan tanyakan tentang agamanya. Kalau bertanya agama pada makanan itu pertanyaan kurang kerjaan. Maka jawabannya pun dijawab dengan yang senapas dengan itu,” tuturnya.
“Kalau ada yang sudah jelas, jangan aneh-aneh lah ya, supaya tidak muncul kegaduhan-kegaduhan,” tegasnya.
Terkait pernyataanya yang membuat warganet marah, akhirnya Gus Miftah pun memberikan klarifikasi dan meminta maaf.
“Kalau kemudian pernyataan saya soal rendang buat tersinggung, saya sebagai manusia tentunya minta maaf, tidak ada niat nyinggung kawan-kawan di Minang atau Padang,” ujarnya dalam video yang diunggah di akun YouTube miliknya pada Senin (20/6/2022).