Scroll untuk baca berita
Pasang
Berita UtamaNewsPolitik

Gegara Tolak PKS Gabung Pemerintahan, Gelora Dapat Sindiran Keras

236
×

Gegara Tolak PKS Gabung Pemerintahan, Gelora Dapat Sindiran Keras

Sebarkan artikel ini
Mardani Ali Sera dan Siti Oniah. Foto/Screenshoot Instagram @mardanialisera

JAKARTA, Domainrakyat.com – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera dalam akun Instagram pribadinya @mardanialisera menanggapi sikap Partai Gelora yang menolak PKS bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.

Mardani bersama istrinya Siti Oniah menanggapi hal tersebut melalui sebuah video singkat.

“Oposisi apa koalisi? Ha-ha-ha,” tanya Mardani ke istrinya, Senin (29/4/2024).

Siti pun menjawab pertanyaan Mardani. Dia menyindir Partai Gelora yang perolehan suara pilegnya tak mencapai Parliamentary Threshold sebesar 4 persen, sehingga tak lolos ke DPR.

“Aduh ya, dengar berita yang menolak PKS untuk koalisi. Aduh, terima kasih ya, itu partai apa ya? Enggak lolos PT gitu loh, masyaallah tabarakallah. Nol koma sekian loh,” kata Siti.

Menurut dia, proposal yang dimiliki PKS dan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta berbeda. “Proposalnya kita sama Mas Anis beda, dan visinya beda,” kata dia.

Ia menyatakan, sikap partainya lebih cenderung untuk menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Kalau saya, oposisi, sehat kok, sekalian kita jaga pemerintah biar betul-betul bekerja buat rakyat,” kata Mardani.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan, pihaknya menolak bila Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurut dia, PKS dalam proses pencalonan Prabowo-Gibran kerap menyerang keduanya, sehingga tak elok bila mereka masuk ke dalam koalisi.

“Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran,” kata Mahfuz dalam keterangannya, Minggu (28/4/2024).

“Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya,” ujarnya.